Rabu, 21 April 2010

GAGAL: BISA JADI KITA AKAN MENSYUKURINYA BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN

Oleh: Agung Pribadi

Agus Salim lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Bukit Tinggi Sumatra Barat dan keturunan jaksa wilayah ini memang seorang yang cerdas. Mungkin ada faktor genetik juga dari ayahnya yang jaksa dan kakeknya yang ulama serta keluarga ibunya yang ulama.

Ketika Salim lulus dari HBS (Hogere Burgerschool, setingkat SMA) tahun 1903 ia menjadi lulusan HBS terbaik di seluruh Indonesia yang waktu itu bernama Hindia-Belanda. Ia melamar kepada pemerintah Hindia Belanda untuk memperoleh beasiswa kedokteran. Tapi ia gagal. Pemerintah Hindia Belanda hanya mau memberikan beasiswa kepada orang yang dianggap memiliki pemikiran liberal yaitu RA Kartini.

Tapi RA Kartini dilarang ke Belanda oleh orangtuanya. Jangankan ke Belanda, untuk keluar rumah saja ia dilarang oleh orangtuanya.

Hal ini menyebabkan R.A. Kartini mengusulkan kepada pemerintah Belanda untuk mengalihkan bea-siswa untuk dirinya agar diberikan kepada Agus Salim saja untuk melanjutkan ke sekolah kedokteran di Belanda. Tapi pemerintah Belanda tidak mengabulkannya.

Berarti, untuk kedua kalinya, Agus Salim Gagal memperoleh beasiswa untuk kuliah di sekolah kedokteran di Belanda, Ia sangat terpukul. Berhari-hari ia merasa sedih. Masa Seorang lulusan terbaik HBS di seluruh Hindia Belanda gagal memperoleh beasiswa sekolah kedokteran.

Tapi memang di balik semua musibah ada hikmah. Haji Agus Salim 50 tahun kemudian bersyukur tidak jadi menerima bea-siswa kedokteran. “Kalau saya menerima bea-siswa kedokteran belom tentu saya menjadi tokoh pergerakan dan pejuang Indonesia merdeka”, katanya ketika memberikan kuliah di Cornell University, Amerika Serikat.

Itulah hikmah sebuah kegagalan. Barangkali ketika mengalami sebuah kegagalan kita akan bersedih dan terpukul. Tapi bisa jadi kita akan mensyukurinya esok, lusa, minggu depan, atau bahkan 50 tahun kemudian seperti Haji Agus Salim.

Seandainya Haji Agus Salim tidak menjadi tokoh pergerakan dan pejuang Indonesia merdeka mungkin tidak ada Negara yg mengakui kemerdekaan Indonesia karena Negara yg pertama mengakui Indonesia merdeka yaitu Mesir melakukannya karena lobby dari haji Agus Salim.

Seandainya Haji Agus Salim tidak menjadi tokoh pergerakan maka tidak akan ada pejuang kemerdekaan kemerdekaan yg lain seperti Mohammad Roem, Mohammad Natsir, Buya Hamka yang menjadi murid Haji Agus Salim.

Tidak akan juga ada diplomat-diplomat ulung di mana Haji Agus Salim menjadi guru mereka. Sebuah kerugian besar jika Haji Agus Salim tidak menjadi tokoh pergerakan dan pejuang Indonesia merdeka.

Jadi ketika kita mengalami kegagalan mungkin itu yang terbaik buat kita. Tapi bisa jadi kita baru menyadarinya di kemudian hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar